Rabu, 21 Desember 2016

Sabar dalam Menghadapi Berbagai Cobaan


Hadirin yang berbahagia,
Melalui kesempatan yang berbahagia ini, izinkanlah saya mengajak jemaah sekalian tanpa terkecuali termasuk diri saya sendiri untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, karena dengan keimanan dan ketaqwaan yang kita miliki itulah kita dapat memperoleh derajat yang sempurna, yakni derajat paling mulia di sisi Allah SWT.

Selanjutnya marilah kita senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah dianugerahkan kepada kita, yang mana nikmat tersebut senantiasa kita rasakan mulai sejak bangun tidur hingga kita terlelap di malam hari bahkan tidur itu sendiri merupakan kenikmatan yang tiada ternilai harganya. 

Namun di samping kenikmatan yang diberikan Allah kepada kita untuk kita syukuri ternyata Allah juga menurunkan beberapa cobaan dan bencana untuk kita renungi dan cermati serta sejauh mana kita mampu menghadapi segala cobaan yang datang tanpa merusak keimanan kita kepada Allah SWT.

Dalam kehidupan di alam dunia, kita senantiasa merasakan beraneka ragam perasaan, mulai dari perasaan yang menyenangkan namun adakalanya kita juga menghadapi berbagai perasaan yang tidak menyenangkan dan bahkan sesuatu yang kita sendiri tidak pernah berharap sesuatu itu datang menghampiri kita.

Namun Allah memberikan kepada kita romantika kehidupan dengan bermacam-macam jenis, ragam, corak dan bentuknya serta dengan segala kelebihan dan kekurangan yang kita rasakan dari berbagai sudut pandang perasaan, dengan harapan kita dapat merasakan berbagai kenikmatan dan mensyukuri nikmat yang telah dianugerahkan kepada kita serta pada saat yang sama kita juga dapat mensikapi segala bentuk kesulitan dan cobaan yang diberikan Allah kepada kita dengan arif dan bijaksana.
Cobaan demi cobaan yang datang silih berganti hendaklah dihadapi dengan sabar dan hati yang menerima bahwa semua yang terjadi adalah kehendak Yang Maha Kuasa, kehendak Sang Pencipta dengan segala konsekuensi logis yang akan kita rasakan.

Cobaan yang kita hadapi dengan sikap sabar dan tulus seraya berharap keridhoan Allah, akan mendatangkan kasih sayang Allah di kemudian hari, apa pun kebaikan yang akan diberikan Allah itu mutlak menjadi rahasia dan hak Allah, tanpa kita mengetahui sedikitpun apa yang menjadi keinginan Allah terhadap kita.

Dalam surah al-Baqarah: 155 Allah berfirman:

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS.2/al-Baqarah: 155)

Ayat di atas mengisyaratkan kepada kita bahwa manusia apa pun status sosialnya, apapun pangkat dan jabatannya serta kedudukannya di dalam struktur kemasyarakatan, kelak pada suatu masa Allah akan mendatangkan cobaan kepadanya di antaranya ketakutan dalam segala bentuknya,  kelaparan, kekurangan harta, kehilangan sanak keluarga, bencana kekeringan yang diisyaratkan dengan kekurangan buah-buahan serta bencana bencana-bencana yang lain dengan beragam bentuk dan akibat yang ditimbulkannya.

Dengan cobaan tersebut hendaknya manusia menghadapinya dengan sikap arif seraya menyadari bahwa cobaan yang diberikan oleh Allah tentu mempunyai tujuan yang pasti dengan tujuan akhir yang bermuara pada peningkatan derajat manusia menjadi manusia yang mulia di sisi Allah SWT, yakni manusia yang bertaqwa.

Di penghujung ayat 155 surah al-Baqarah tadi Allah berfirman:

 وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“dan berikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar”

Kabar gembira, adalah sebuah kalimat yang barangkali secara harfiah tidak dapat kita gambarkan bentuk dan wujudnya, itulah yang kami maksudkan bahwa kebaikan yang akan diberikan Allah mutlak menjadi hak dan rahasia Allah, tanpa kita mengetahui sedikitpun apa yang menjadi keinginan Allah terhadap kita.

Sementara itu, siapakah yang dimaksudkan dengan orang-orang yang sabar dalam ayat di atas?
Jawabannya diungkapkan oleh Allah dalam ayat selanjutnya yakni ayat 156 Surah Al-Baqarah yang berbunyi:

الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

"(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Sesungguhnya kita adalah milik Allah, dan sesungguhnya kita semua akan kembali kepada-Nya"

Hadirin yang berbahagia,
Sebuah kalimat sederhana yang mampu mendatangkan rahmat dan barokah Allah kepada kita manakala kita mendapatkan cobaan adalah
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Kalimat tersebut menggambarkan sebuah bentuk kepasrahan dan ketulusan antara makhluk dengan Sang Khaliq, antara kita manusia dengan Sang Pencipta. Kepasrahan dan ketulusan yang akan bermuara pada keridhoan Allah kepada makhluk ciptaan-Nya.

Betapa sangat hebat solusi yang diberikan Allah melalui al-Quran kepada kita, solusi alternatif yang mempunyai tujuan pada peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan manusia. Keimanan tidak serta merta akan menjadi berkualitas tanpa adanya latihan yang kontinyu, cobaan demi cobaan dimaksudkan sebagai jalan menuju keimanan yang hakiki, keimanan yang didasari bahwa kita memang betul-betul menyadari bahwa apa yang terjadi merupakan kehendak Allah dengan tujuan yang jelas yakni untuk peningkatan derajat ketaqwaan manusia.

Berbagai cobaan dimaksudkan sebagai ujian bagi kita yang lambat laun akan menyadari dengan sendirinya bahwa apa pun yang telah digariskan oleh Allah tak ada sesuatu makhluk pun yang sanggup untuk menentang dan menghindarinya, seberapa hebatpun manusia itu berusaha untuk lari darinya.

Hadirin rahimakumullah,
Termasuk yang namanya musibah adalah kematian yang pasti mendatangi manusia cepat atau lambat, muda ataupun tua, miskin ataupun kaya, siapa pun yang merasakan hidup pasti akan merasakan kematian. Musibah apapun bentuknya tentu saja merupakan sesuatu yang ditakuti dan dihindari, namun kalau sudah menjadi kehendak Allah, maka bagaimana pun kita berusaha untuk menghindarinya pasti tetap akan menimpa.
Hanya saja kita tetap diwajibkan untuk berikhtiar dalam menghadapi berbagai cobaan dan musibah, kendati demikian keputusan tetap berada di dalam kekuasaan Allah.

Allah berfirman dalam surah an-Nisa’: 78:

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ ۗ

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh”

Ayat di atas memberikan isyarat kepada kita betapa lemahnya manusia di mata Allah, tak ada suatu kekuatan pun yang sanggup menghindari dari yang namanya musibah, sekalipun manusia berada dalam tempat yang tinggi dan benteng yang kokoh. Hanya saja ikhtiar harus tetap dijalankan dan diakhiri dengan sikap sabar manakala keinginan kita tidak sama dengan kehendak Allah. Mudah-mudahan dengan sikap sabar dan kepasrahan kita akan mendatangkan kebaikan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Dari khutbah singkat diatas, dapat kita ambil kesimpulan,
  1. Allah menciptakan alam semesta dengan berbagai keseimbangan, Allah memberikan kenikmatan kepada manusia untuk disyukuri tapi juga Allah menurunkan cobaan untuk menguji keimanan kita sejauh mana kita mampu menghadapi cobaan tersebut tanpa merusak akidah kita.
  2. Cobaan yang kita hadapi dengan sabar dan tulus akan mendatangkan rahmat dan kebaikan di kemudian hari, kebaikan yang menjadi rahasia dan hak Allah yang hanya ditujukan kepada manusia yang sabar
  3. Manusia, betapa pun hebatnya tidak akan mampu menghindar dari segala keinginan Allah terhadap dirinya kendati berada di tempat yang paling tersembunyi.

Demikianlah khutbah singkat ini, semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari khutbah ini, terutama bagaimana kita bersikap manakala Allah mendatangkan cobaan kepada kita. []




[Oleh: Adi Kusuma, disampaikan pada Khutbah Jumat 19 Agustus 2016 di Masjid Nurul Hikmah, KM 5 Palembang].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar