Sabar dalam Menghadapi Berbagai Cobaan
Hadirin yang
berbahagia,
Melalui kesempatan
yang berbahagia ini, izinkanlah saya mengajak jemaah sekalian tanpa terkecuali
termasuk diri saya sendiri untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
kita kepada Allah SWT, karena dengan keimanan dan ketaqwaan yang kita miliki itulah
kita dapat memperoleh derajat yang sempurna, yakni derajat paling mulia di sisi
Allah SWT.
Selanjutnya marilah
kita senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah dianugerahkan kepada
kita, yang mana nikmat tersebut senantiasa kita rasakan mulai sejak bangun
tidur hingga kita terlelap di malam hari bahkan tidur itu sendiri merupakan kenikmatan
yang tiada ternilai harganya.
Namun di samping
kenikmatan yang diberikan Allah kepada kita untuk kita syukuri ternyata Allah
juga menurunkan beberapa cobaan dan bencana untuk kita renungi dan cermati
serta sejauh mana kita mampu menghadapi segala cobaan yang datang tanpa merusak
keimanan kita kepada Allah SWT.
Dalam kehidupan di
alam dunia, kita senantiasa merasakan beraneka ragam perasaan, mulai dari
perasaan yang menyenangkan namun adakalanya kita juga menghadapi berbagai
perasaan yang tidak menyenangkan dan bahkan sesuatu yang kita sendiri tidak
pernah berharap sesuatu itu datang menghampiri kita.
Namun Allah
memberikan kepada kita romantika kehidupan dengan bermacam-macam jenis, ragam,
corak dan bentuknya serta dengan segala kelebihan dan kekurangan yang kita
rasakan dari berbagai sudut pandang perasaan, dengan harapan kita dapat merasakan
berbagai kenikmatan dan mensyukuri nikmat yang telah dianugerahkan kepada kita
serta pada saat yang sama kita juga dapat mensikapi segala bentuk kesulitan dan
cobaan yang diberikan Allah kepada kita dengan arif dan bijaksana.
Cobaan demi cobaan yang
datang silih berganti hendaklah dihadapi dengan sabar dan hati yang menerima
bahwa semua yang terjadi adalah kehendak Yang Maha Kuasa, kehendak Sang
Pencipta dengan segala konsekuensi logis yang akan kita rasakan.
Cobaan yang kita
hadapi dengan sikap sabar dan tulus seraya berharap keridhoan Allah, akan
mendatangkan kasih sayang Allah di kemudian hari, apa pun kebaikan yang akan
diberikan Allah itu mutlak menjadi rahasia dan hak Allah, tanpa kita mengetahui
sedikitpun apa yang menjadi keinginan Allah terhadap kita.
Dalam surah
al-Baqarah: 155 Allah berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُم
بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ
وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ
الصَّابِرِينَ
"Dan
sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar." (QS.2/al-Baqarah: 155)
Ayat di atas
mengisyaratkan kepada kita bahwa manusia apa pun status sosialnya, apapun
pangkat dan jabatannya serta kedudukannya di dalam struktur kemasyarakatan,
kelak pada suatu masa Allah akan mendatangkan cobaan kepadanya di antaranya
ketakutan dalam segala bentuknya, kelaparan, kekurangan harta, kehilangan sanak
keluarga, bencana kekeringan yang diisyaratkan dengan kekurangan buah-buahan
serta bencana bencana-bencana yang lain dengan beragam bentuk dan akibat yang
ditimbulkannya.
Dengan cobaan
tersebut hendaknya manusia menghadapinya dengan sikap arif seraya menyadari
bahwa cobaan yang diberikan oleh Allah tentu mempunyai tujuan yang pasti dengan
tujuan akhir yang bermuara pada peningkatan derajat manusia menjadi manusia
yang mulia di sisi Allah SWT, yakni manusia yang bertaqwa.
Di penghujung ayat
155 surah al-Baqarah tadi
Allah berfirman:
وَبَشِّرِ
الصَّابِرِينَ
“dan
berikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar”
Kabar gembira,
adalah sebuah kalimat yang barangkali secara harfiah tidak dapat kita gambarkan
bentuk dan wujudnya, itulah yang kami maksudkan bahwa kebaikan yang akan
diberikan Allah mutlak menjadi hak dan rahasia Allah, tanpa kita mengetahui
sedikitpun apa yang menjadi keinginan Allah terhadap kita.
Sementara itu, siapakah
yang dimaksudkan dengan orang-orang yang sabar dalam ayat di atas?
Jawabannya diungkapkan
oleh Allah dalam ayat selanjutnya yakni ayat 156 Surah Al-Baqarah yang
berbunyi:
الَّذِينَ
إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ
رَاجِعُونَ
"(yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Sesungguhnya kita
adalah milik Allah, dan sesungguhnya kita semua akan kembali kepada-Nya"
Hadirin yang
berbahagia,
Sebuah kalimat
sederhana yang mampu mendatangkan rahmat dan barokah Allah kepada kita manakala
kita mendapatkan cobaan adalah
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Kalimat tersebut
menggambarkan sebuah bentuk kepasrahan dan ketulusan antara makhluk dengan Sang
Khaliq, antara kita manusia dengan Sang Pencipta. Kepasrahan dan ketulusan yang
akan bermuara pada keridhoan Allah kepada makhluk ciptaan-Nya.
Betapa sangat hebat solusi yang
diberikan Allah melalui al-Quran kepada kita, solusi alternatif yang mempunyai
tujuan pada peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan manusia. Keimanan tidak
serta merta akan menjadi berkualitas tanpa adanya latihan yang kontinyu, cobaan
demi cobaan dimaksudkan sebagai jalan menuju keimanan yang hakiki, keimanan
yang didasari bahwa kita memang betul-betul menyadari bahwa apa yang terjadi
merupakan kehendak Allah dengan tujuan yang jelas yakni untuk peningkatan
derajat ketaqwaan manusia.
Berbagai cobaan
dimaksudkan sebagai ujian bagi kita yang lambat laun akan menyadari dengan
sendirinya bahwa apa pun yang telah digariskan oleh Allah tak ada sesuatu
makhluk pun yang sanggup untuk menentang dan menghindarinya, seberapa hebatpun
manusia itu berusaha untuk lari darinya.
Hadirin
rahimakumullah,
Termasuk yang
namanya musibah adalah kematian yang pasti mendatangi manusia cepat atau
lambat, muda ataupun tua, miskin ataupun kaya, siapa pun yang merasakan hidup
pasti akan merasakan kematian. Musibah apapun bentuknya tentu saja merupakan
sesuatu yang ditakuti dan dihindari, namun kalau sudah menjadi kehendak Allah,
maka bagaimana pun kita berusaha untuk menghindarinya pasti tetap akan menimpa.
Hanya saja kita
tetap diwajibkan untuk berikhtiar dalam menghadapi berbagai cobaan dan musibah,
kendati demikian keputusan tetap berada di dalam kekuasaan Allah.
Allah berfirman
dalam surah an-Nisa’: 78:
أَيْنَمَا
تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ ۗ
“Di mana
saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam
benteng yang tinggi lagi kokoh”
Ayat di atas
memberikan isyarat kepada kita betapa lemahnya manusia di mata Allah, tak ada
suatu kekuatan pun yang sanggup menghindari dari yang namanya musibah, sekalipun
manusia berada dalam tempat yang tinggi dan benteng yang kokoh. Hanya saja
ikhtiar harus tetap dijalankan dan diakhiri dengan sikap sabar manakala
keinginan kita tidak sama dengan kehendak Allah. Mudah-mudahan dengan sikap
sabar dan kepasrahan kita akan mendatangkan kebaikan yang berlipat ganda dari
Allah SWT.
Dari khutbah singkat
diatas, dapat kita ambil kesimpulan,
- Allah menciptakan alam semesta
dengan berbagai keseimbangan, Allah memberikan kenikmatan kepada manusia
untuk disyukuri tapi juga Allah menurunkan cobaan untuk menguji keimanan
kita sejauh mana kita mampu menghadapi cobaan tersebut tanpa merusak
akidah kita.
- Cobaan yang kita hadapi dengan
sabar dan tulus akan mendatangkan rahmat dan kebaikan di kemudian hari,
kebaikan yang menjadi rahasia dan hak Allah yang hanya ditujukan kepada
manusia yang sabar
- Manusia, betapa pun hebatnya
tidak akan mampu menghindar dari segala keinginan Allah terhadap dirinya
kendati berada di tempat yang paling tersembunyi.
Demikianlah khutbah
singkat ini, semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari khutbah ini,
terutama bagaimana kita bersikap manakala Allah mendatangkan cobaan kepada
kita. []
[Oleh: Adi
Kusuma, disampaikan pada Khutbah Jumat 19 Agustus 2016 di Masjid Nurul Hikmah, KM 5
Palembang].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar